Jumat, 02 September 2011

Materi 7


       Indikator Pencapaian Materi
a.     Perencanaan Tulisan/ Karangan (Karya Ilmiah)
b.     Topik, Tema, dan Judul Tulisan/Karangan
c.     Tujuan Penulisan
d.     Bahan Penulisan
e.     Kerangka Tulisan/Karangan
                          
PENGANTAR
      Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang memiliki karakteristik keilmuan dan memenuhi syarat keilmuan, yaitu isi kajian berada pada lingkup pengetahuan ilmiah, menggunakan metode berpikir ilmiah, sosok tulisan ilmuan.
      Tujuan penulisan karya ilmiah yang paling mendasar adalah untuk menyampaikan ide atau gagasan tentang sebuah topik dalam bentuk tulisan ilmiah. Karya ilmiah adalah karya tulis yang memuat data dan fakta yang diungkap dari hasil penelitian, pengamatan dan peninjauan. 
             Melalui karya tulis ilmiah ini, seorang mahasiswa bisa menyampaikan gagasannya kepada khalayak ramai (pembaca) mengenai suatu topik yang diteliti dan diamatinya secara mendalam. Agar lebih mudah dicerna dan dipahami, gagasan tersebut dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk rumusan masalah dan pembahasan
   Melatih kemampuan menulis atau menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan merupakan salah satu tujuan yang mendorong sebagian mahasiswa tertarik menulis karya ilmiah. Menulis adalah sebuah keterampilan olah kata. Kelihatannya sangat sederhana, namun tidak semua orang yang bisa menciptakan karya tulis bermutu melalui keterampilan ini. Membiasakan diri menulis karya tulis ilmiah dengan sendirinya, akan melatih dan mengkondisikan otak dan pikiran agar selalu dalam tradisi menulis.
                A.   Jenis Karangan Ilmiah
1.      Buku Pelajaran
Dikatakan sebagai karya tulis ilmiah dibidang pendidikan karena memiliki kebenaran ilmiah dan disusun dengan landasan teori tertentu.
2.      Makalah
Adalah sebuah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang mencakup dalam ruang lingkup permasalahan.
3.      Modul
Adalah materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut.
4.      Diktat Pelajaran
Adalah catatan tertulis suatu bidang studi yang disiapkan oleh guru untuk mempermudah pengayaan materi pelajaran atau bidang studi yang dibahas dalam proses pembelajaran.
5.      Terjemahan
Adalah karya tulis hasil penerjemahan dari buku atau karya tulis bahasa asing ke bahasa indonesia atau sebaliknya.
6.      Kertas Kerja
Seperti hal nya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
7.      Skripsi
Adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.
8.      Tesis
Adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skipsi.
9.      Disertasi
Adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci.
           B. Beberapa Macam Sikap Ilmiah
Menurut Brotowidjoyo (1985 : 33 – 34), orang yang berjiwa ilmiah adalah orang yang memiliki tujuh macam sikap ilmiah. Ketujuh macam sikap tersebut adalah;
Sikap ingin tahu
Sikap kritis
Sikap terbuka
Sikap objektif
Sikap rela menghargai karya orang lain
Sikap berani mempertahankan kebenaran
Sikap menjangkau kedepan







TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN KARANGAN ILMIAH
A.    Pengantar
Pada dasarnya, dalam penyusunan karangan ilmiah terdapat beberapa tahap, antara lain persiapan, pengumpulan data, pengorganisasian dan pengonsepan, pemeriksaan / penyuntingan konsep, dan penyajian / pengetikan.
Yang termasuk tahap persiapan adalah, pemilihan masalah / topik, penentuan judul dan pembuatan kerangka karangan. Yang termasuk tahap pengumpulan data adalah pencarian keterangan dari bahan bacaan seperti buku, majalah dan surat kabar, pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan digarap, pengamatan langsung keobjek yang akan diteliti, serta percobaan dan pengujian dilapangan atau laboratorium. Yang termasuk tahap pengorganisasian dan pengosepan adalah pengelompokan bahan, yaitu bagian mana yang akan didahulukan dan yang dikemudiankan, dan pengonsepan. Yang termasuk tahap pemeriksaan atau penyuntingan konsep adalah pembacaan dan pengecekan kembali naskah, yang kurang lengkap dilengkapi, yang kurang revelan dibuang. Yang termasuk tahap penyajian adalah pengetikan hasil penelitian.


B.     Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan dilakukan pemilihan topik /  masalah, penentuan judul dan pembuatan rangka karangan / ragangan (outline).
1.    Pemilihan topik / masalah
Topik / masalah adalah pokok pembicaraan. Topik tersedia melimpah disekitar kita, seperti persoalan kemasyarakatan, perbankan, akuntansi, kedokteran, asuransi, koperasi, teknik, industri, pertanian, hukum, perhotelan, pariwisata dan teknik lingkungan. Dalam hubungan dengan pemilihan topik yang akan diangkat kedalam karangan ilmiah, penyusun karangan ilmiah lebih baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar diketahui daripada menulis pokok-pokok yang tidak menarik atau tidak diketahuinya sama sekali. Berikut hal-hal yang patut dipertimbangkan dengan seksama oleh penyusun karangan ilmiah.
a.       Topik yang dipilih harus berada disekitar anda, hindarilah topik yang juh dari diri anda karena hal itu akan menyulitkan anda sendiri ketika menggarapnya.
b.      Topik yang dipilih harus lah topik yang paling menarik perhatian anda.
c.       Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi yang lingkup nya sempit dan terbatas.
d.      Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif, hindarilah topik yang bersifat subjektif, seperti kesenangan atau angan-angan anda.
e.       Topik yang anda pilih harus anda ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walaupun serba sedikit. Artinya, topik yang dipilih jangan lah terlalu baru bagi anda.
f.       Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan (dapat berupa buku,  majalah, surat kabar, brosur) yang akan memberikan informasi tentang pokok masalah yang akan ditulis.
2.    Pembatasan topik dan penentuan judul
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk di atas, tinggal anda menguji sekali lagi, apakah ttopik itu betul-betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang.
3.    Pembuatan kerangka karangan
Kerangka karangan disebut juga ragangan (outline). Penyusunan raganan, pada prinsipnya adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan. Penyusun karangan ilmiah dapat membuat ragangan buram, yakni ragangan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragangan kerja, yakni ragangan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragangan buram.
4.    Pengumpulan Data
Langkah pertama yang harus ditempuh dalam pengumpulan data adalah mencari informasi dari kepustakaan (buku, koran, majalah, brosur) mengenai hal-hal yang ada revelansinya dengan judul garapan. Informasi yang revelan diambil sarinya dan dicatat pada kartu hasil studi. Disamping pencarian informasi dari kepustakaan, penyusun juga dapat memulai terjun kelapangan. Akan tetapi, sebelum terjun kelapangan, penyusun minta izin kepada pemerintah setempat atau kepada pimpinan perusahaan yang perusahaan nya akan diteliti. Data dilapangan dapat dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, atau eksperimen.
5.    Pengorganisasian / Pengonsepan
Jika data sudah lengkap terkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data-data tersebut. Penyusun harus menggolong-golongkan data menurut jenisnya, sifatnya, atau bentuknya. Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan lebih dahulu dan data mana yang dibicarakan kemudian
6.    Pemeriksaan / Penyuntingan
Sebelum meengetik konsep, penyusun memeriksa dahulu konsep tersebut. Mungkin ada bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan yang berulang-ulang. Buanglah penjelasan yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan.
Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakupi pemeriksaan isi karangan dan cara penyajian karangan, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakannya.
7. Pengetikan / Penyajian
Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian, kecermatan dan kebersihan. Penyusun memperhatikan tata letak unsur-unsur dalam karangan ilmiah. Misalnya, penyusun menata unsur-unsur yang tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.
 
 KONVENSI NASKAH KARANGAN ILMIAH

A.    Penampilan Kutipan
                  Penampilan kutipan, sebagai penanggung jawaban moral penulis dalam hubungannya dengan kelaziman dalam karang-mengarang, mengikuti ketentuan-ketentuan berikut :
1.      Istilah-istilah seperti ibid, op cit, dan loc cit tidak perlu digunakan dalam karangan ilmiah kerena pembaca tidak akan langsung mengetahui siapa yang membuat pernyataan tersebut. Dalam karangan ilmiah pada masa lalu istilah-istilah itu  digunakan dan berarti sebagai berikut: ( ibid = ibidem berarti ‘kutipan diambil dari sumber yang sama tanpa disela oleh sumber lain; op cit = opere citato berati kutipan diambil dari sumber yang telah disebut sebelumnya pada halaman yang berbeda dan telah diselingi sumber lain; loc cit = loco citato berarti ‘kutipan diambil dari sumber dan halaman yang sama yang telah disela oleh sumber lain).
2.      Jika nama pengarang dituliskan sebelum bunyi kutipan, ketentuan sebagai berikut. Buatlah dahulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan, kemudian tulislah nama akhir pengarang, berikutnya cantumkan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung, baru kutipan ditampilkan, baik dengan kalimat langsung maupun dengan kalimat yang tidak langsung.
3.      Jika nama pengarang dicantumkan setelah bunyi kutipan, ketentuan sebagai berikut. Buatlah dahulu pengantar kalimat yang sesuai dengan keperluan, tampilkan kutipan, kemudian sebutkan nama akhir pengarang, tanda koma, tanda tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung, dan akhirnya diberi titik.
4.      Jika diperlukan lebih dari satu buku rujukan untuk kepentingan pendapat tersebut dan buku-buku tersebut membicarakan hal yang sama, penampilan kutipan sebagai berikut.
Untuk menciptakan bentuk yang harmonis dan estetis, diperlukan unsur-unsur  yang menjadi penunjang bentuk-bentuk arsitektur.
1.      Jika nama pengarang lebih dari dua orang, yang disebutkan hanya pengarang pertama dengan memberikan et al. (berarti dan kawan-kawan) dibelakang nama tersebut.
2.        Jika kutipan hanya lima baris, penampilan kutipan dicamtukan dalam teks denga jarak dua spasi baik dengan kutipan langsung maupun dengan kutipan tidak langsung, sedangkan kutipan yang lebih dari lima baris dicamtumkan di bawah teks dengan jarak satu spasi, dan menjorok kira-kira lima tab, baik disebelah kiri maupun disebelah kanan, tanpa diberi tanda petik.
3.2 Pengintegrasian Kutipan ke dalam Teks
            Walaupun sudah diberikan dengan jelas cara-cara menampilkan kutipan, bagian ini akan memberikan petunjuk bagaimana kutipan itu diintegrasiakan ke dalam teks. Jika kutipan dari kartu hasil studi pustaka akan ditampilkan dalam suatu paragraf, usahakan agar koherensi paragraf tetap utuh dan tidak sampai timbul kesan bahwa kutipan itu muncul tiba-tiba, yang tidak ada relevansinya dengan pembicaraan dalam yang bersangkutan.
3.3 Catatan kaki
            Catatan kaki adalah suatu keterangan tambahan tentang istilah atau ungkapan yang tercantum dalam naskah. Catatan kaki dapat juga berupa rujukan kepada sesuatu yang bukan buku, seperti keterangan wawancara, pidato di televisi, dan yang sejenis dengan itu. Bagian yang akan diterangkan itu diberi nomor 1,2,3, dan seterusnya dibelakangnya. Nomor itu dinaikkan ½ spasi tanpa jarak spasi.
            Catatan kaki diletakkan di bagian bawah halaman dengan dibatasi oleh garis sepanjang sepuluh pukulan dari piasa kiri jarak dari garis pembatas ke catatan kaki dua spasi. Nomor catatan kaki dinaikkan ½ spasi di depan penjelasan dan diberi kurung tutup.
B.     Artikel Ilmiah
           Artikel ilmiah berbeda dengan laporan hasil penelitian yang baku. Perbedaannya terdapat pada:
1.      Bahan yang ditulis dalam artikel ilmiah lebih bersifat singkat padat dan enak dibaca.
2.      Sistematika diawali dengan kajian pustaka yang merupakan pendukung atau pembahasan rasional pentingnya masalah yang diteliti.
3.      Prosedur penulisan artikel dapat ditulis sebelum laporan penelitian diselesaikan
           Macam-macam artikel ilmiah
1.      Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
adalah tulisan ilmiah yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan. Artikel ini disusun sedemikian rupa sehingga tetap menampilkan semua aspek laporan hasil penelitian, tetapi dalam format yang lebih ringkas.
2.      Artikel Ilmiah Non Penelitian
adalah artikel-artikel hasil pemikiran yang relevan, hasil penelitian terdahulu, disamping teori yang dapat digali dari buku-buku teks.
             Prosedur teknik penulisan artikel ilmiah
1.    Pengembangan gagasan.
2.    Perencanaan penulisan naskah.
3.    Pengembangan paragraf.
4.    Penulisan draf.
5.    Finalisasi.
       Komponen-komponen artikel ilmiah
1.         Judul
       Judul hasil pemikiran hendaknya mencerminkan masalah yang dibahas. Pemilihan kata-kata yang mengandung unsur-unsur utama masalah dan judul harus memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi pembaca.
2.         Nama Penulis
       Nama penulis artikel hendaknya tanpa disertai gelar akademik atau profesional guna menghindari bias seniorita dan wibawa serta inferioritas penulis.
3.         Abstrak dan kata kunci
      Berisi ringkasan dari isi artikel yang dituangkan secara padat, bukan pengantar atau pengantar penulis.
4.         Pendahuluan
       Menguraikan hal-hal yang dapat menarik perhatian pembaca dan hendaknya berisi paparan tentang permasalahan penelitian, wawasan dan rencana penulis dalam rangka pemecahan masalahnya.
5.         Bagian inti
       Lazimnya bagian inti berisi kupasan, analisis argumentasi, komparasi, keputusan dan pendirian atau sikap penulis mengenai masalah yang dibicarakan.
6.         Metode
      Menguraikan bagaimana penelitian dilakukan seperti rancangan atau desain penelitian, sasaran atau target penelitian, teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen dan teknik analisis data.
7.         Hasil penelitian
       Hasil penelitian hendaknya disajikan secara padat, dan komunikatif. Perhitungan statistik tidak perlu disajikan dalam artikel.
8.         Pembahasan
      Dalam pembahasan, penulis menyajikan hasil interpretasi temuannya dan mengaitkannya dengan struktur pengetahuan yang telah mapan, dan hasil penelitian terdahulu. Sehingga diharapkan lahirnya teori-teori baru atau modifikasi teori yang telah ada.
9.         Penutup, kesimpulan dan saran
       Merupakan bagian akhir yang pada dasarnya mengakhiri diskusi dengan sesuatu pendirian atau menyodorkan beberapa alternatif penyelesaian.
10.     Daftar rujukan
       Semua rujukan yang terdapat dalam tulisan hendaknya dimasukkan ke dalam daftar rujukan.
                                             Artikel ilmiah pada sebuah jurnal
1.      Harus memahami aturan jurnal (gaya selingkung) yang akan dijadikan tujuan penulisan. Karena tiap-tiap jurnal memiliki gaya selingkung yang berbeda.
2.      Harus memahami prosedur pemuatan artikel ilmiah oleh penerbit jurnal.
3.      Prosedur pemuatan artikel itu diantaranya:
a.       Penulis menyerahkan naskahnya kepada pengelola jurnal atau Ketua Dewan Editor.
b.      Ketua Dewan Editor meminta bantuan beberapa penyunting ahli untuk menilai naskah tersebut dan menetapkan layak tidaknya naskah tersebut dimuat.
c.       Penyunting ahli berperan sebagai wasit, yang menentukan layak atau tidaknya naskah tersebut dimuat di jurnal. Kemungkinan hasil evaluasi: (1) layak dimuat tanpa revisi, (2) dapat dimuat dengan revisi, (3) tidak layak dimuat.
d.      Jika hasilnya perlu direvisi, maka penulis diminta merevisi untuk nanti dinilai kembali dan seterusnya sampai naskah tersebut layak untuk dimuat.
                                         Konseptualisasi Dan Pengembangan Gagasan
Pengelompokkan masalah kehidupan sehari-hari, diantaranya:
1.      Pendidikan
2.      Ekonomi
3.      Politik
4.      Sosial
5.      Budaya
6.      Kesehatan
7.      Keamanan
8.      Agama dan sebagainya
                     Masalah pendidikan dapat dijabarkan menjadi:
1.      Kurikulum
2.      Pembelajaran
3.      Evaluasi
4.      Bimbingan Karir
5.      Administrasi Pendidikan
6.      Tujuan Pembelajaran
7.      Perencanaan Pembelajaran
8.      Guru dan Siswa, dan sebagainya
Untuk mengembangkan konsep dan gagasan yang akan dituangkan kedalam outline, kita dapat melakukannya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan:
1.      Mengapa masalah tersebut bisa terjadi?
2.      Apakah ada faktor penyebab yang mempengaruhinya?
3.      Kapan dan dimana masalah itu terjadi?
4.      Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut?
5.      Siapa yang bisa melakukannya?
6.      Apa akibatnya bila masalah tersebut dibiarkan? Dan seterusnya.
Konseptualisasi dan pengembangan gagasan dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1.   Cari, temukan dan pilih salah satu masalah yang menjadi prioritas pertama.
2.   Menentukan judul atau tema permasalahan yang dipilih.
3.   Membuat kerangka garis besar karangan atau outline penulisan.
4.   Menguraikan atau menjelaskan baik secara teoritik maupun secara empirik.
Bagian-bagian outline penulisan karangan ilmiah, terdiri dari:
1.      Judul
2.      Kata Pengantar
3.      Daftar Isi
4.      Daftar Tabel
5.      Daftar Gambar
6.      Bab Pendahuluan
7.      Bab Penjelas/Uraian/Pembahasan
8.      Bab Kesimpulan dan Rekomendasi
9.       Daftar Pustaka
Gaya penuturan karya tulis ilmiah:
1.      Deskripsi atau gambaran tertulis dimana penulis berusaha menggambarkan wujud benda atau gejala melalui kata-kata.
2.      Narasi atau kisah yaitu model penuturan yang menyajikan rangkaian cerita atau suatu kejadian dalam waktu tertentu.
3.      Ekspose atau penjabaran, yaitu penuturan yang menjelaskan dan menafsirkan fakta, gejala atau suatu kejadian.
4.      Argumentasi atau penyajian alasan, yaitu jenis penuturan yang mengemukakan fakta yang mendukung pandangan seseorang atau penulis.
                           Karya tulis ilmiah dalam rangka mendapatkan gelar terdiri dari:
1.      Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1). Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
Karakteristik Skripsi:
a.       Untuk bidang pendidikan, skripsi terarah pada eksplorasi atau pemecahan masalah pendidikan.
b.      Untuk bidang non-kependidikan, skripsi terarah pada permasalahan bidang keilmuan yang sesuai dengan program studi mahasiswa.
c.       Ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi lapangan atau penelaahan pustaka.
d.      Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar
2.      Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan Program Magister (S2). Tesis merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pada salah satu bidang keilmuan dalam Ilmu Pendidikan
Karakteristik Tesis:
a.       Berfokus pada kajian mengenai salah satu isu sentral yang tercakup dalam salah satu disiplin dalam ilmu pendidikan sesuai dengan program studi yang ditempuh oleh mahasiswa yang bersangkutan.
b.      Merupakan pengujian empirik terhadap posisi teoritik tertentu.
c.       Menggunakan data primer sebagai data utama yang dapat ditunjang oleh data sekunder.
d.      Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali untuk program studi bahasa asing.
3.      Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan Program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin Ilmu Pendidikan.
Karakteristik Disertasi:
a.       Berfokus pada kajian mengenai salah satu disiplin Ilmu Pendidikan sesuai dengan bidang yang dipelajari.
b.      Kajian berfokus pada penemuan baru dalam disiplin ilmu yang dikaji secara mendalam.
c.       Mengunakan data primer sebagai data utama, ditunjang oleh data sekunder apabila diperlukan.
d.      Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali untuk program studi bahasa asing.
 SISTEMATIKA KARANGAN ILMIAH

A.  Bagian Pembuka
            Sistematika karangan ilmiah adalah aturan meletakkan bagian-bagian karangan ilmiah, bagian mana yang harus didahulukan dan bagian mana pula yang harus dikemudiankan. Secara garis besarnya, bagian yang diletakkan didepan lazim disebut bagian pembuka karangan ilmiah, yang terdiri atas:
1.      Kulit luar
Yang dicantumkan pada kulit luar adalah judul karangan ilmiah, lengkap dengan anak judul (jika ada), keperluan penyusunan, nama penyusun, nama lembaga pendidikan tinggi (nama jurusan, falkutas dan universitas), nama kota tempat lembaga pendidikan tinggi dan tahun penyusunan.
a.       Halaman judul
Penulisan halaman judul harus sama persis dengan penulisan kulit luar. Ukuran hurufnya sama, sistem semetris atau sistem lurusnya sama. Pendeknya, yang tercantum dalam halaman judul merupakan turunan semua hal yang terdapat dalam kulit luar.
b.      Halaman pengesahan
Halaman ini disediakan untuk mencantumkan nama-nama dosen pembimbing, nama ketua jurusan, dan nama dekan yang bertanggung jawab akan kesahihan karangan ilmiah. Jenis-jenis istilah yang tercantum dalam halaman ini berbeda-beda bergantung juga pada kebiasaan yang berlaku di lingkungan masing-masing. Misalnya, suatu perguruan tinngi menggunakan istilah pembimbing, tetapi perguruan tinngi yang lain menggunakan istilah pembaca atau penanggung jawab. Penempatan istilah istilah pembimbing, pembaca, atau penanggung jawab berbeda-beda pula. Ada perguruan tinggi yang mencantumkannya ke bawah dan ada pula yang meletakkannya secara simetris. Pada halaman pengesahan dicantumkan pula tanggal, bulan, dan tahun persetujuan.
c.       Halaman penerimaan
Pada perguruan tinggi tertentu, setelah halaman pengesahan dicantumkan juga halaman penerimaan oleh panitia ujian sarjana muda atau sarjana.
d.      Prakata
Prakata ditulis untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang penulisan karangan ilmiah. Dengan membaca prakata, seseorang akan segera mengetahui antara lain, maksud penulis menyajikan karangan ilmiah, hal-hal apa saja yang termuat dalam karangan ilmiah, dan pihak-pihak mana saja yang memberikan keterangan kepada penulis.
Penyajian prakata hendaklah singkat, tetapi jelas. Dalam hubungan itu, unsur-unsur yang dicantumkan dalam prakata hendaklah dibatasi pada (1) puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan kekuatan kepada penulis karangan ilmiah, (2) penjelasan tentang pelaksanaan penyusunan karangan ilmiah, (3) informasi tentang arahan dan bantuan dari berbagai pihak, (4) ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan tersusunnya karangan ilmiah, dan (5) penyebutan nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun penyusunan, serta nama penyusun karangan ilmiah.

B. Bagian Inti Karangan ilmiah
Dalam bagian inti ini akan terdapat tiga jenis sajian. Yakni ;
1.      Bab Pendahuluan
2.      Bab Analisis Dan Pembahasan Serta
3.      Bab Kesimpulan dan Saran (saran tidak selalu diperlukan)
Tiap-tiap sajian dalam bagian ini memiliki pula beberapa macam  permasalahan, seperti:
1.        Bab pendahuluan
Bab pendahuluan adalah bab yang mengantarkan isi naskah, yaitu bab  yang berisi hal-hal umum yang dijadikan landasan kerja dan arah kerja penyusun.
Berikut bagian-bagian bab pendahuluan:
a.         Latar belakang dan Masalah
       Bagian ini harus mencantumkan alasan penulis mengambil judul itu dan manfaat praktis yang mungkin dapat diambil dari karangan ilmiah tersebut. Bagian ini mengemukakan juga beberapa buku yang telah dibaca yang juga memasalahkan topik yang sama dan menyebutkan perbedaannya dengan pembahasan karangan ilmiah yang ditulis sekarang. Bagian ini mencantumkan juga bagian-bagian yang akan dibahas dalam bab-bab berikutnya agar pembaca segera mengetahuinya secara sepintas lalu.
b.        Tujuan Pembahasan
       Bagian ini mencantumkan garis besar tujuan pembahasan dengan jelas, yaitu gambaran hasil yang akan dicapai.
c.         Ruang Lingkup / Pembatasan Masalah
      Ruang lingkup ini menjelaskan pembatasan masalah yang dibahas. Dalam hal ini, pembatasan masalah itu hendaknya terinci, istilah-istilah yang berhubungan dengan itu dirumuskan secara tepat. Ruang lingkup ini dijabarkan bersesuaian dengan tujuan pembahasan.
d.        Anggapan Dasar, Hipotesis, dan Kerangka Teori
      Anggapan dasar (asumsi) adalah pernyataan umum yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Anggapan dasar inilah yang akan memberikan arah kepada penulis dalam mengerjakan penelitiannya dan anggapan dasar ini pula yang akan mewarnai simpulan penelitian yang diambil.
                   Hipotesis merupakan teori penyamarataan coba-coba dan merupakan suatu prinsip baru berdasarkan hasil observasi terhadap fakta yang khas, sedangkan dugaan merupakan khayalan atau angan-angan yang tidak berdasarkan hasil observasi yang sistematis terhadap fakta yang khas. Hipotesis adalah pernyataan yang berupa generalisasi tentatif (sementara) tentang suatu masalah, yang belum pasti kebenarannya.
B. Kerangka teori berisi prinsip-prinsip teori yang mempengaruhi dalam pembahasan.    Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja. Kerangka teori akan membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti.
C.  Sumber Data
Suatu penelitian ilmiah harus pula memaparkan sumber data. Sumber data adalah tempat penulis bertumpu. Artinya, penelitian itu bertolak dari sumber data.
D.   Metode dan Teknik
Penelitian ilmiah harus menggunakan metode dan teknik penelitian. Menurut Wiradi (1988 : 9), metode adalah seperangkat langkah yang tersusun secara sistematis, sedangkan teknik adalah cara melakukan setiap langkah tersebut.
E. Bab Analisa / Bab Pembahasan
Bab analisa atau bab pembahasan ini adalah bab yang paling penting dalam penelitian ilmiah. Didalam bab ini akan dilakukan kegiatan analisis, sintesis pembahasan, interprestasi, jalan keluar dan beberapa pengolahan data secara tuntas.
F.   Bab Simpulan dan Saran
Bab ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan. Simpulan ini diperoleh dari uraian yang sudah dikemukakan. Simpulan ini diperoleh dari uraian analisis, interprestasi dan deskripsi yang tertera pada bab analisis. Simpulan akan lebih baek dan lebih informatif jika disajikan dalam paragraph-paragraf yang tidak dinomori.
Selanjutnya, saran-saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai relevansinya dengan hambatan yang dialami selama penelitian dapat pula dicantumkan dalam bab ini.
G. Bagian Penutup
Bagian penutup ini terdiri atas daftar pustaka, indeks, dan lampiran
1.      Daftar Pustaka
Salah satu hal  yang mutlak harus ada pada suatu karangan ilmiah, baik makalah maupun skripsi, adalah daftar pustaka. Dengan dicantumkannya daftar  pustaka, dosen pembimbing atau penguji dapat mengetahui secara selintas sumber acuan yang dijadikan landasan berpijak oleh penulis karangan ilmiah. Penguji juga dapat mengukur kedalaman pembahasan masalah dalam karangan ilmiah tersebut berdasarkan daftar pustaka ini.
          a. Buku sebagai Pustaka Acuan
Urutan penyebutan unsur-unsur pustaka acuan untuk buku adalah
Nama penulis
Tahun terbit
Judul pustaka beserta keterangannya
Tempat terbit ( kota ), dan
Nama penerbit
             Jika tidak terdapat nama penulis dalam buku tersebut, urutan penyebutannya adalah
                Nama lembaga yang menerbitankan
               Tahun terbit
               Judul pustaka beserta keterangannya
              Tempat terbit
               Nama terbit
         Setiap unsur pustaka itu diikuti tanda titik, kecuali unsur tempat terbit, yang harus diikuti titik dua. Setelah tanda titik atau setelah titik dua ada spasi satu ketuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar